.fb_like_box { -moz-border-radius:5px 5px 5px 5px; border-radius:10px; background:#f5f5f5; border:1px dotted #ddd; margin-bottom:10px; padding:10px; width:500px; height:20px; }

Entri Populer

Senin, 13 Februari 2012

Special’s day


“Rara…Rara…”Suara itu nyaring di telingaku, ditempat yang tak kukenali, indah dan sepi. Bunga-bunga bermekaran menebarkan wanginya, angin bertiup lembut di wajahku. Ku langkahkan kakiku di padang rumput yang hijau mengikuti arah suara itu berasal. Aku menemukannya ketika aku menoleh. Sosok lelaki yang aku kenal, lelaki yang amat sangat aku rindukan.
“Adam…” kataku pelan. Ia tersenyum manis. Penampilannya sangat berbeda, ia bercahaya, bajunya sangat indah, aku belum pernah melihat ada pakaian seindah itu untuk seorang pria. Dia amat sangat tampan.
“seneng bisa liat kamu lagi…kamu semakin cantik sekarang…”
Aku tersenyum, ingin menangis tapi rasa bahagia itu meurungkan niatku. Dia ada dihadapanku kini, apapun yang terjadi setelah ini yang jelas aku ingin menghabiskan waktuku dengannya.
“kamu juga…kamu sangat berbeda. Aku seneng bisa lihat kamu.”
“apa yang akan kita lakukan hari ini? Seharusnya kita bisa bersenang-senang hari ini.”katanya sambil menggenggam tanganku. “happy Valentine day!”
Aku tertawa geli. Dia tersenyum. “firstly, aku pengen jalan-jalan pake speda.”
“ok! Hari ini kamu Ratu di tempat ini.”
Kami berjalan pelan, tiba-tiba ada sepeda yang berstang dua, aku tersenyum. Adam duduk lebih dulu dan aku duduk di belakang.
“tempat ini indah sekali…kamu sering kemari?”Tanyaku.
“tentu saja, ini tempat favoritku.”jawabnya.
“apa rumah kamu di sini juga?” ia menoleh dan tersenyum.
“ayo kita gayuh spedanya!” kami mulai menggayuh speda itu, angin makin bertiup kearah kami, sungguh tempat itu indah, danau yang melingkar dan berair biru, angsa putih nan cantik berkeliaran kesana-kemari, burung-burung berkicauan dan terbang mengitari pulau bebas lepas, langit biru yang indah. Jalan setapak yang rapi yang kami susuri dengan pohon-pohon hijau yang rindang, daunnya berguguran, seperti pohon sakura tapi entahlah yang jelas daunnya berwarna merah muda. Setelah danau selesai kami lewati, kini ada sungai kecil dengan air yang jernih, sejuk dan tiba-tiba tercium wangi yang tak dapat di jelaskan. Aku tak pernah mencium bau itu tapi ini sangat menyenangkan.
“wangi apa ini Dam?”tanyaku.
“ini wangi air terjun…aku bawa kamu kesana ya!”
Air terjun? Setahuku air terjun tak berbau seperti ini bahkan tak berbau apapun. Tapi entahlah Adam bagai pemandu wisataku sekarang. Kami terus menyusuri tempat itu.
Tibalah kami di air terjun yang berbau itu. Dan memang benar baunya sangat nyata, segar, merubah suasana hatiku, sangat bahagia…aku turun dari speda dan berdiri tepat di depan air terjun itu.
“boleh aku turun untuk menyentuhnya?” tanyaku. Adam mengangguk dan ikut turun denganku.
Aku langkahkan kakiku perlahan, sejuk, damai dan tenang. Ku pejamkan mata dan perlahan menyentuhnya merasakan getaran dalam tubuhku ikut bangkit. Aku menyentuhnya, rasanya tubuhku sejuk seperti sejuknya air terjun yang aku senyuh. Adam menyipratkan air padaku, kami pun bermain air disana. Canda, tawa mengisi sunyinya tempat itu.
Setelah puas dengan bermain air, kami kembali menaiki sepeda. Menyusuri padang bunga mawar yang menghadap bukit-bukit yang berumput hijau. Kami duduk disebuah bangku berbentuk akar yang menghadap bukit.
“hari ini kamu senengkan?”Tanya Adam.
“seneng…seneng banget. Tapi kok di sini sepi banget ya Dam?” tanyaku.
“iya, ini tempat aku jadi orang lain gak boleh kesini, mereka punya tempat sendiri.”jawabnya.
“semuanya punya kamu?” aku tidak yakin dengan jawaban yang di berikan Adam. Ia mengangguk cepat. “aku boleh ikut tinggal disini?” dia menggeleng.
“belum waktunya.”
“tapi aku seneng disini. Disini ada Danau, bukit, air terjun, padang rumput, padang bunga…dan ada kamu.” Jelasku.
“akan ada saat yang tepat saat kamu bisa ikut tinggal disini.” Aku terdiam memandangnya yang tampan. Tiba-tiba air mataku menetes, rasanya kebahagian ini akan segera berakhir. Adam menggenggam tanganku dan memandangku.
“sejak aku bilang aku cinta sama kamu aku tidak akan pernah berubah. Sampai detik inipun aku selalu mencintai dan merindukan kamu sebagai istriku. Aku tahu setiap malam dan hari menjadi sangat sulit bagi kamu untuk sekedar memejamkan mata saat hendak tidur tapi mulai hari ini berjanjilah…jangan pernah menganggap semua ini sulit untuk kamu hadapi. Karena aku selalu hidup di hatimu…”dia mencium tanganku. “pulanglah…ada hal baru yang menantimu, hal yang menjadi kewajiban kamu, hal yang indah...”
Aku menggeleng. “aku pengen ikut kamu. Aku gak bisa tanpa kamu.”
“kamu bisa. Aku selalu di hatimu. Ini hari special untuk kita, happy Valentine my Wife…” ia mencium keningku. “terimakasih…”
Saat aku buka mata, dia lenyap, yang aku lihat hanya ada ibuku, dan kedua mertuaku. Badanku terasa ringan kini, aku menengok kekiri dan kekanan, banyak alat-alat kedokteran yang mengelilingiku. Aku ingat sekarang, aku baru saja melahirkan secara sesar.
“Alhamdulillah…akhirnya kamu bangun Ra…ibu sangat khawatir dengan keadaan kamu.”ibu menciumiku.
“Adam mana? Adam…”mereka menangis serentak. Ibu mertuaku memelukku dan berbisik.
“Adam sudah tenang nak dialam sana…”bisiknya. Aku mengangguk, aku tahu, aku sudah tahu dan sudah bisa menerima kalau Adam memang sudah tenang. Aku sudah berjanji pada Adam, meski aku baru sadar itu mimpi tapi bagiku itu adalah nyata. Adam benar-benar hadir memberiku semangat. 4 bulan lalu dia telah meninggalkanku dan cukup sulit bagiku mengandung selama 9 bulan tanpa sosok suami dan di kehamilan pertamaku. Tapi malam ini Adam telah membangkitkan semangatku kembali.
“anak kamu laki-laki nak…” ibu memperlihatkan putraku yang masih merah itu.
Ku raih bayi malang itu dan menciumnya. Ku tangisi ia dan membelainya. “anakku…anak kita Dam…puta kabanggaanku.”
“dia sudah papa adzani.” Kata mertua lelakiku. Aku tersenyum dan kembali fokus pada bayi mungil itu.
“Adam kamu terlahir kembali, ayahmu ada didirimu dan tidak akan meninggalkanku…”
Itu adalah kehidupan. lahir, mati adalah hal yang akan kita hadapi. Kematian suamiku dan kelahiran anakku itu sudah sangat mengajarkanku arti dari sebuah kehidupan. Sungguh Allah sangat adil, ia mengambil suamiku dan menggantinya dengan kelahiran anakku yang sehat. Ya Allah aku tahu ini yang terbaik bagiku, ini yang terbaik bagi suami dan anakku maka dengan ridhomu dengan keikhlasan yang ku miliki tetap jadikan aku orang sholelah yang bisa mendidik putraku dengan cara yang benar, tumbuhkanlah cinta disekeliling kami dan disekeliling anakku. Jadikanlah hari istimewa ini sebagai pelajaran bagi siapapun yang mengenalku…
happy Valentine day, cintailah cinta yang kau miliki…hargailah cinta yang kau miliki meski sekecil apapun itu, maknai setiap detiknya dengan ketulusan.

Selesai…


Created by: Evi Andriyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar